Dalam pantauan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kecamatan Gunem, Selasa (26/10/2021), Bupati Rembang H.Abdul Hafidz menyapa para siswa SD Negeri 1 Gunem. Disana Bupati menerima informasi bahwa di sekolah tersebut membutuhkan laptop untuk anak didiknya.
Kepala sekolah SD Negeri 1 Gunem, Sunaryati berharap mendapat bantuan sarana laptop bagi siswanya untuk melaksanakan Asestmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM sendiri merupakan salah satu dari 3 asesmen nasional sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Sunaryati menjelaskan pelaksanaan AKM di sekolahnya dibagi menjadi dua sesi. Hal itu disebabkan sarana leptop yang digunakan untuk siswa jumlahnya tidak memadahi.
“Leptop kami ada banyak tapi tidak sesuai spesifikasinya untuk AKM, jadi tidak bisa menyambung di server,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya sarana leptop yang cukup dan spesifikasinya mendukung, sehingga pelaksanaan AKM dapat dilakukan tanpa dibagi menjadi beberapa sesi. AKM sendiri merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk siswa jenjang kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA.
“Jadi kalau siswanya jumlahnya 30 bisa langsung satu sesi gitu,” ucap dia
Terkait hal itu , Rencananya bantuan sarana leptop akan diwujudkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022.
“Pak Bupati menyatakan bahwa besuk 2022 itu DAK lebih banyak ke sarana bukan ke fisik,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menjelaskan untuk tahun 2022 melalui kebijakan dari Kemendikbud Ristek, penggunaan DAK difokuskan untuk pemenuhan sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sementara pada tahun 2022 mendatang DAK Kabupaten Rembang kurang lebih ada Rp. 35 miliar.
“Dari DAK Rp. 35 miliar, yang Rp. 22 miliar untuk sarana TIK, yang lainnya untuk pembangunan fisik,” tuturnya.
Sedangkan untuk pembangunan fisik sekolah juga akan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Seperti SMPN 1 Gunem, semua bangunan sekolah akan dibangun ulang secara keseluruhan.
“Jadi tidak direhab, dihancurkan semua diganti yang baru. Anggarannya Rp. 2 miliar sampai Rp. 3 miliar,” pungkasnya. (Mif/Rud)